Dukung Penguatan Moderasi Beragama, Prodi Studi Agama-agama UIN Alauddin Adakan Sekolah Moderasi

  • 05 Maret 2022
  • 09:44 WITA
  • Administrator
  • Berita

Sebagai upaya mendukung Kementerian Agama dalam mengampanyekan semangat Moderasi Beragama, Prodi Studi Agama-agama UIN Alauddin Makassar melaksanakan Sekolah Moderasi Beragama.

Sekolah Moderasi Beragama adalah salah satu kegiatan berkelanjutan yang dilakukan oleh Prodi Studi Agama-agama untuk menyebarkan gagasan moderasi beragama kepada masyarakat, bukan hanya bagi mahasiswa Prodi Studi Agama-agama, namun juga mahasiswa lainnya. Sebelumnya, Prodi Studi Agama-agama juga melaksanakan pengabdian masyarakat dengan tema yang sama, yakni Moderasi Beragama.

Dalam sambutannya, Kaprodi Studi Agama-agama, Sitti Syakirah Abu Nawas berharap, kegiatan ini dapat memberikan pemahaman utuh tentang apa itu moderasi beragama dan bagaimana mahasiswa dapat menjadi agen-agen moderasi dalam memahamkan masyarakat tentang apa sesungguhnya moderasi beragama itu.

Hadir sebagai pembicara dalam Sekolah Moderasi Beragama angkatan pertama ini, adalah Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar, Dr Abdullah MAg; Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Sulawesi Selatan, Dr H Nurman Said MA serta Instruktur Nasional Moderasi Beragama/Kepala Balitbang Agama Makassar, Dr H Saprillah MSi.

Dalam paparannya, Abdullah berbicara tentang bagaimana moderasi beragama di kalangan kampus. Baginya, moderasi beragama tidaklah bertentangan dengan ajaran agama, karena baik agama maupun sikap moderasi beragama bermuara pada hal yang sama, yakni cinta.

Adapun H Nurman Said lebih memfokuskan pada bagaimana peran moderasi beragama dalam merawat kerukunan antarumat beragama. Menurutnya, keragaman kecenderungan pemahaman dan pengamalan ajaran agama berpotensi memicu lahirnya ketegangan bahkan konflik antarumat beragama. Pemahaman agama yang moderat diperlakukan untuk menghindari ketegangan serta konflik karena perbedaan kecenderungan pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang berbeda.

Pemateri ketiga, yakni H Saprillah mencoba menjelaskan bagaimana konsep dan strategi penguatan moderasi beragama yang dapat dilakukan pasca Sekolah Moderasi Beragama ini dilaksanakan. Untuk dapat memahami pandangan masyarakat terhadap moderasi beragama, maka Saprillah membekali para peserta Sekolah Moderasi ini dengan kemampuan menganalisa melalui Iceberg Analysis serta U Theory. Dua metode ini dianggap penting dalam membantu para peserta dalam memahami fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dan upaya apa yang dilakukan jika menginginkan terjadinya perubahan.

Sekolah Moderasi Beragama ini tidak hanya dihadiri oleh wakil dari setiap angkatan di Prodi Studi Agama-agama, namun juga menghadirkan peserta wakil dari prodi lain yang ada di Fakultas Ushuluddin, seperti Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Prodi Ilmu Hadis, Prodi Sosiologi Agama, Prodi Ilmu Politik, Prodi Aqidah dan Filsafat Islam, serta Prodi Hubungan Internasional. Selain itu, peserta lainnya juga berasal dari Lembaga Kampus, seperti LDF Ar-Rahmah, UKM Washilah dan juga mahasiswa asal STT Intim Makassar.

Dressta MA Titihalawa, salah seorang mahasiswi STT Intim Makassar yang menjadi peserta dalam kegiatan Sekolah Moderasi ini berharap, kegiatan ini dapat mengubah mindset dan memberi pemahaman baru bagi mahasiswa mengenai moderasi beragama sebagai pemuda-pemudi bangsa.

Hal senada disampaikan oleh Isna Khairun Nisa, salah seorang peserta dari Prodi Studi Agama-agama. Dia berharap, melalui kegiatan ini dirinya bisa lebih mengetahui lagi apa itu moderasi beragama dan bagaimana menerapkannya. Selain itu, dia berharap mendapatkan ilmu yang dapat dibagikan kepada orang lain.

“Banyaknya pandangan buruk tentang moderasi beragama, salah satunya disebabkan oleh karena kesalahpahaman dalam memahami apa itu moderasi beragama. Melalui Sekolah ini, kita berharap bahwa para peserta dapat memiliki pemahaman yang komprehensif tentang apa itu moderasi beragama, sehingga mereka mampu menjelaskannya kepada teman-teman lainnya yang masih salah memahami apa itu moderasi beragama sesungguhnya,” ujar Sekrpodi Prodi Studi Agama-agama, Syamsul Arif Galib.