Sebagai bagian dari upaya mengembalikan marwah kampus sebagai ruang di mana budaya literasi terus dikembangkan dan diapresiasi, Prodi Studi Agama-Agama memilih dua mahasiswa untuk menjadi duta literasi Studi Agama-Agama.
Kedua mahasiswa tersebut terpilih berkat tulisan opini mereka yang terbit di dua Koran Nasional yakni Harian Fajar dan Harian Tribun Timur. Kedua ahasiswa tersebut adalah Sulham Faudzil Adim dan Fatika Nurul Rohma.
Tulisan Sulham yang berjudul; Damai dengan Moderasi terbit di Harian Fajar. Adapun tulisan Fatika dengan judul; Moderasi beragama sebagai Pengerat Bhineka Tunggal Ika terbit di Harian Tribun Timur.
Tradisi membaca, menulis, mendiskusikan gagasan dan mengapresiasi karya sejatinya adalah tradisi yang harus dikembangkan dalam dunia akademik kampus. Hal ini penting mengingat kampus adalah benteng terkahir di mana dunia literasi masih bisa terus ditegakkan.
Maraknya anggapan bahwa semangat literasi masyarakat Indonesia sangat rendah dibanding negara lainnya sungguh mengkhawatirkan. Tidak heran jika pada kampus lah kita bisa berharap bahwa tradisi membaca dan menulis masih ditradisikan.
Pemilihan duta literasi ini diharapkan terus berlanjut dan dapat menginspirasi mahasiswa SAA lainnya untuk juga ikut berkarya. Hal ini penting mengingat membaca dan menulis adalah dua kewajiban mahasiswa di dunia akademik.
Prodi Studi Agama-Agama terus mendorong mahasiswanya untuk banyak membaca dan menulis. Hal ini terlihat dari banyaknya tulisan mahasiswa SAA ataupun alumninya yang mewarnai media di Sulawesi Selatan.