Mahasiswa Studi Agama FUF Belajar Kerukunan Beragama dari Aktivis Lintas Iman

  • 11 Maret 2019
  • 01:06 WITA
  • Administrator
  • Berita

UIN Online - Mahasiswa jurusan Studi Agama-Agama angkatan 2016, Fakultas Ushuluddin & Filsafat bekerja sama dengan Mahabbah Institute for Peace and Goodness (MIPG) menggelar kuliah bersama di Gedung Lecture Teater Fakultas Ushuluddin, Filsafat, dan Politik, Kamis (06/07/2018). Kuliah bersama ini  merupakan bagian pertemuan dari Kelas Manejemen Kerukunan Umat Beragama di Indonesia.  

Syamsul Arif Galib selaku salah satu dosen pengampu dalam mata kuliah ini mengatakan bahwa dirinya sengaja mengundang mahasiswa non Muslim untuk ikut hadir dalam kelas ini. Selain itu, dihadirkan pula pembicara dari orang-orang yang memang terlibat dalam gerakan lintas iman. Kuliah Bersama ini akan menjadi salah satu ciri khas kelas-kelas yang saya ampu ke depannya. Penting untuk menghadirkan pengalaman lintas iman bagi adek-adek di Studi Agama-Agama.

Kegiatan ini sangat diapresiasi oleh mahasiswa yang sangat antusias dalam mengikuti kuliah bersama ini. Melalui kelas ini mereka dapat berdiskusi atau sharing mengenai bagaimana dan seperti apa kerukunan umat beragama yang ada di Indonesia saat ini. Serta upaya-upaya apa yang dapat dilakukan untuk menciptakan kerukunan umat beragama.

Cinta menjadi tema yang hangat diperbincangkan dalam kelas ini mengingat cinta merupakan salah satu kunci utama dalam membangun kerukunan. Pada Hakekatnya semua manusia memiliki cinta dalam dirinya meskipun terkadang ada beberapa orang tidak dapat memunculkan rasa cintanya dikarenakan rasa ego dan kebencian yang telah menguasai dirinya, sehingga dalam hal ini untuk bisa kembali memunculkan cinta yang ada pada dirinya harus melalui step by step. Ujar Danial Ferry Mangin, Co-Founder Mahabbah Institute.

Yugi menambahkan bahwa dalam konsep ke Kristenan. Cinta dibagi menjadi empat bagian yakni yang pertama vileo yang mengajarkan tentang bagaimana cara berbuat baik terhadap sesama, kedua storge yakni cinta yang didasarkan karena adanya hubungan kekerabatan atau adanya hubungan darah, ketiga Eros yang diartikan sebagai cinta karena nafsu, dan yang terakhir sekaligus dianggap sebagai cinta yang paling mulia dari ketiga jenis cinta yang sebelumya yakni  ada Agape, yaitu mencintai seseorang yang tidak pantas untuk dicintai seperti mencintai orang yang telah berbuat jahat kepada kita.

Pembicara lainnya, Ruben Lewi L Deromenambahkan bahwa salah satu tips untuk menciptakan interaksi dengan orang yang dianggap intoleran sebelum memunculkan rasa cinta adalah dengan menumbuhkan rasa saling percaya dan memperlakukan mereka sebagaimana halnya kita ingin diperlakukan, maka dari situlah yang kemudian akan memunculkan cinta.

Penulis: Riska Devi - Ni'ma Kurnia Hasan

Disclaimer, Tulisan ini sebelumnya telah terbit di: http://www.uin-alauddin.ac.id/uin-5696-mahasiswa-studi-agama-fuf-belajar-kerukunan-beragama-dari-aktivis-lintas-iman.html