Mahasiswa Fakultas Ushuludin Filsafat dan Politik (FUFP), Jurusan Studi Agama-agama, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar melakukan kunjungan ke Kantor Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) Susel, Sabtu 27 April 2019.
Kunjungan tersebut dalam rangka menunaikan tugas kuliah Manajemen Kerukunan Beragama yang diampuh oleh Syamsul Arif Ghalib. Mahasiswa FUFP semester empat ini terdiri dari tujuh kelompok, masing-masing kelompok ditugasi untuk mengunjungi lembaga-lembaga yang dinilai konsen memperjuangkan dan menyuarakan perdamaian di Sulsel, diantaranya Young Peace, Kita Bhineka, Mahabbah Institute (MIPG), Jalin Harmoni, Gusdurian dan LAPAR Sulsel.
Dalam kunjungannya, mahasiswa yang datang dari berbagai wilayah di Sulsel ini menanyakan latar belakang berdirinya komunitas Jalin Harmoni yang diinisiasi oleh LAPAR Sulsel, Dian Interfidai, LBH, Kontras, Oase, SP Anging Mamiri dan AMAN.
Direktur LAPAR Sulsel, Iqbal Arsyad mengatakan, Jalin Harmoni bermula dari hasil pelatihan penguatan kapasitas pemuda-pemudi lintas iman yang digagas oleh LAPAR Sulsel, Interfidai, LBH, Kontras Sulawesi dan AMAN.
Iqbal menjelaskan, Jalin Harmoni boleh dibilang reinkarnasi dari Forum Dialog (Forlog) Antar Kita yang didirikan sekitar tahun 1999 oleh Dian Interfidei, namun lembaga ini sempat vakum karena pengurusnya banyak yang melanjutkan studi dan sebagian sudah pulang kampung.
Awalnya komunitas ini bernama Jalin dan beranggotakan 30 orang. Mereka merupakan aktivis litas iman dan agama lokal. Tak lama kemudian, pada waktu yang sama, Kontras Sulawesi, LAPAR Sulsel, LBH, SP Anging Mamiri kembali menggelar pelatihan dengan menggabung korban dan pendamping Kebabasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) di Sulsel. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Hotel Bumi Asih, Makassar.
“Di kegiatan ini, mereka dilatih mendokumentasikan peristiwa KKB di Sulsel. Beberapa teman-teman ikut dalam pelatihan ini, sehingga kami pun menginisiasi untuk menggabung dua alumni pelatihan ini menjadi satu, akhirnya tercipta Jalin Harmoni,” jelas Iqbal.
Pasca terbentuknya Jalin Harmoni tahun 2015, komunitas ini intens melakukan kegiatan bersama, diantaranya kunjungan rumah-rumah ibadah untuk mempererat hubungan silaturahmi antar umat beragama, seminar nasional kebangsaan yang dihelat di Training Center Universitas Islam Negeri Sultan Auludin Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa, 5 Desember 2015 lalu.
“Kegiatan ini cukup bergengsi, karena selain dihadiri tokoh-tokoh lintas agama, juga didukung oleh 34 lembaga di Makassar,” jelas Iqbal dalam pertemuan tersebut.
Tak hanya itu, lanjut Iqbal, Jalin Harmoni juga intens melakukan kegiatan-kegiatan sosial, seperti kegiatan clean the city yang diintens dilakukan oleh Jamaah Ahmadiyah usai perayaan pergantian tahun di Pantai Losari, Makassar, konsolidasi gerakan lintas iman, pendampingan kasus KBB, aksi donor darah jelang Ramadan dan pendampingan kelompok-kelompok minoritas.
Adapun lembaga yang terlibat dalam Jalin Harmoni menurut Iqbal adalah Gusdurian Makassar, LAPAR Sulsel, Ijabi, ABI, JAI, Pemuda Katolik, Solidaritas Perempuan Anging Mamiri, Gemaku, PHDI, Patria, Walubi, Kontras Sulawesi, LBH, Aman Sulsel, Fosis UMI, STT INTIM, GMKI, PMII, belakangan Oasae Intim, Peace Geration dan Mahabbah Institute.
“Sementara untuk komunitas agama lokal ada Mappurondo dan Aluk Todolo. Jadi komunitas ini sangat terbuka bagi siapa saja yang memiliki visi yang sama dengan Jalin Harmoni dalam memperjuangkan perdamaian di Sulsel,” terang Iqbal Arsyad.
Disclaimer; Berita ini sebelumnya telah diterbitkan di http://jalur9.news/tunaikan-tugas-kuliah-mahasiswa-fufp-uin-kunjungan-ke-kantor-lapar/