Bersama Institute bekerjasama dengan Prodi Studi Agama Agama, Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar melaksanakan Talk Series dengan tema besar Muslim Identity, Culture and Society. Kegiatan ini adalah rangkaian kegiatan yang rencananya akan dilaksanakan selama beberapa pekan ke depan .
Batari Oja, Alumnus Center for Religious and Cross-Cultural Studies UGM menjadi pembicara pertama dalam talk Series ini. Batari yang saat ini merupakan pengajar bahasa di Zhejiang, Tiongkok berbagi pengalaman dan pemahamaannya tentang bagaimana menjadi Muslim di negeri Tirai Bambu tersebut.
Dengan sangat apik, Tari menjelaskan bagaimana pengalamannya menjadi Muslim di Tiongkok dan bagaimana identitas Muslim di sana. Penjelasannya dimulai dengan Tiongkok sebagai sebuah negara besar dengan beragama etnis yang ada. Selanjutnya dijelaskannya pula komunitas masyarakat Muslim di Tiongkok.
Hal yang menjadi menarik Ketika Tari menunjukkan ragam-ragam masjid di Tiongkok yang pernah dia kunjungi. Gamba-gambar masjid itu menunjukkan perjumpaan budaya arsitektur Tiongkok dengan dunia Islam. Tidak mengherangkan jika beberapa masjid akan terlihat seperti Klenteng.
Selain itu, dijelaskan pula tantangan yang dihadapinya sebagai seorang Muslim di sana. Salah satunya terkait dengan makanan halal. Untungnya, ada banyak warung halal yang berada di daerahnya. Simbol Qingzhen (Halal) adalah lambang yang perlu diperhatikan sebelum memasuki sebuah toko makanan di Tiongkok.
Dosen penanggung jawab kegiatan ini, Syamsul A Galib menyebutkan bahwa kegiatan ini pada dasarnya bagian dari Mata Kuliah Sosiologi Masyarakat Muslim di Prodi Studi Agama-Agama. Pesan yang ingin disampaikannya bahwa ada banyak bentuk keragaman dalam dunia Islam dan hal itu perlu kita kenali.
Ke depannya, akan ada pembicara-pembicara Muslim lainnya dari India, Amerika, Australia, Prancis dan juga negara lainnya di dunia.